Tak terasa teman...
satu tahun telah berlalu...
masih teringat ketegangan menghadapi UAS tahun lalu...
Kini kita telah terpisah satu sama lain dalam berbagai interval jarak geografis yang menjadi hambatan untuk bertemu, satu sama lain menghadapi sesuatu yang berbeda dalam berbagai kelompok berbeda. Setelah berada di zona aman IPS 1 kita menyebar ke berbagai tempat, menjelajahi berbagai petualangan dalam sebuah epik kehidupan.
Menempuh berbagai ujian yang terasa berat dan melelahkan untuk merajut sejarah hidup kita masing-masing. Betapapun beratnya hal ini tak membuat kita menyerah, melainkan selalu mencoba untuk terus melangkah.
Tak jarang dalam menempuh perjalanan yang baru ini kita teringat dengan masa lalu. Terpikir mengenai kabar dan keadaan teman SMA, "Bagaimana ya dia sekarang?", "Ah, kangen masa SMA...", "Enakan SMA ya kayaknya..."
Namun seberapa jauh jarak di antara kita, identitas diri sebagai siswa-siswi bengal kelas XII IPS 1 akan selalu kita sandang. Tak akan pernah luntur, tak akan pernah hilang. Masih jelas teringat tawa canda kita di dalam kelas (yang kadang keterlaluan hingga menyebabkan pertengkaran). Atau betapa marahnya guru-guru ketika kita tidak mengerjakan PR (Ah PR, betapa lama kita tak menyebutkan kata itu).
Dan berbagai karakter teman kita yang unik...
Bonil dengan tubuh hitamgendutnya yang selalu tertawa keras, Mundy dengan segala keluguan dan kehandalan dalam berhitung, Dony selalu mengeluarkan kalimat dengan ketus, Wisnu dengan semua kontroversinya, Chike dengan beberapa penggemarnya, Bagus dengan koleksi film porno lengkapnya dan tiga anak buah yang selalu setia mengikuti. Imam dengan segala kecongkakan dan kata-kata angkuhnya. Wulan yang galak dalam menagih berbagai iuran dan tagihan. Hisyam dengan semangat yang tersembunyi. Bokir yang polos dan selalu antusias. Zulfikar dengan satu ciri khas yang tak akan hilang. Devy yang paling pendiam, namun paling cerdas di antara kita. Ali dengan keanehan, tulisannya yang jelek (mukanya juga jelek), dan kebodohan mutlaknya dalam berhitung. Dan berbagai macam karakter lain yang unik dan menggemaskan (maaf yang belum disebutkan).
Masih teringat jelas dalam memoriku, para lelaki pulang memakai seragam olahraga berwarna merah karena kita kena hukuman melihat pertandingan sepak bola tanpa izin. Betapa hebohnya seluruh kelas ketika beberapa teman kita masuk dalam sebuah acara di televisi yang terkenal. Tegangnya menghadapi sistem detik oleh pak Bekti (dan Mundy yang berkali-kali maju sebagai sukarelawan karena dia yang pintar). Antusiasnya pelajaran pak Dandang yang selalu mengundang tawa. Dan betapa terburu-buru kita memasuki kelas ketika pelajaran agama diampu oleh Pak Ali.
Atau...
Ketika jarak antara kita dan UAS tinggal beberapa hari. Ketika tetes air mata menjadi bagian dari kelas kita yang penuh canda tawa.Di mana rasa persahabatan dan saling memiliki mengental, di mana rasa akan kehilangan muncul. Di mana kita merasa sebagai sebuah keluarga besar yang saling mengenal satu sama lain dengan baik.
Semua itu berpuncak pada pengumuman kelulusan, dengan sebuah kebanggan lulus 100%...
tak akan terlupa betapa berat kerja keras kita untuk hasil itu...
tak akan terlupa semua tentang kita...
Aku kangen kalian teman, aku yakin kalian juga merasakan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar