Total Tayangan Halaman

Minggu, 03 April 2011

HIKAYAT KERAJAAN GRONUS

Pada sebuah masa, terdapat sebuah negeri yang kecil dan sederhana bernama Gronus. Kerajaan ini memiliki keunikan, di mana penghuninya hanya tinggal sementara untuk belajar. Kerajaan ini dihuni oleh ratusan penduduk saja. Aktivitas penduduknya setiap hari habis untuk bekerja dan belajar. Seperti pada umumnya, sebuah kerajaan pasti memiliki raja. Tak seperti kerajaan pada umumnya yang bersifat monarki, sebaliknya Gronus adalah kerajaan yang pro demokrasi. Pergantian raja berdasar pada pemilihan umum, tidak keturunan. Seorang rakyat biasa mampu menjadi raja apabila mendapat dukungan dari sebagian rakyat lainnya. Sungguh kerajaan yang maju pada zamannya.
Gronus memiliki raja bijaksana bernama Hitam. Ia adalah seorang raja yang baik, bijak, mampu membawa kerajaan ke arah yang lebih baik. Saat ini, Hitam sedang gelisah memikirkan penggantinya. Masa kepemimpinannya akan segera berakhir. Ia tak sabar segera beralih profesi menjadi pedagang monster kecil berbulu tajam. Hitam gundah karena pendaftaran calon pengganti raja sepi peminat. Segala lapisan rakyat tak berminat menanggung beban sebagai raja. Akhirnya Hitam memaksa sebuah golongan pembelajar kedelapan untuk mengeluarkan calon raja.  
Golongan pembelajar kedelapan adalah rakyat yang mendapat giliran memegang tampuk kekuasaan. Golongan inipun mempersiapkan diri menyambut ajakan raja Hitam yang bijaksana. Pembelajar kedelapan memiliki banyak karakter menonjol, ada lelaki gondrong, gadis cerewet, lelaki petarung, wanita alim, lelaki pelukis cahaya, gadis aneh, gadis narsis, pria unik, gadis kaya, lelaki petualang, bahkan pembunuh berantai dan berbagai macam karakter unik lain. Mereka semua berkumpul untuk menentukan siapa raja selanjutnya. Awal pertemuan merekomendasikan lelaki gondrong, wanita cadas, dan lelaki fotografer sebagai calon. Perdebatan dalam pertemuan  berlangsung sangat alot. Lelaki gondrong yang menjadi kandidat kuat menolak dicalonkan, begitu pula lelaki pelukis cahaya. Padahal di luar tiga karakter tersebut dianggap tidak memiliki kans untuk menang.
Akhirnya setelah sekian lama rapat deadlock, dibuatlah komposisi calon raja alternatif. Ketiga calon tersebut adalah artis keren, wanita cadas dan lelaki buruk rupa. Lelaki buruk rupa ini sama sekali tidak menduga namanya disebut dalam bursa nama calon raja. Ia terkejut dan menolak dengan pertimbangan ia telah bekerja sebagai cleaning service di sebuah warung gosip dan tukang pijit di perkumpulan pelukis cahaya jalanan. Reaksi kawan-kawan si buruk rupa sungguh di luar dugaan, mereka menjadikan pengalamannya bekerja sebagai alasan kelayakannya masuk bursa. Pada akhirnya si buruk rupa mengalah pada tuntutan publik, ia yakin kalah pamor dengan artis keren dan wanita cadas. Ia sadar posisinya sekarang hanyalah penggembira dari sebuah proses demokrasi kerajaan.
Hingga akhirnya diumumkan nama resmi calon raja diumumkan, si buruk rupa sangat terkejut, gambar mukanya yang jelek terpasang dengan wanita cadas dan lelaki berjenggot. Artis keren tidak ada dalam bursa resmi!. Setelah diusut, ia sengaja mengundurkan diri tanpa sepengetahuan lelaki buruk rupa dan wanita cadas, sungguh culas. Kemelut mulai lahir dalam sanubari lelaki buruk rupa, ia merasa sesuatu di luar agenda tahunan buatan akan menimpanya. Otak bulus lelaki buruk rupa segera bekerja mencari akal agar kekalahan menimpanya. Di sisi lain, rakyat Gronus mulai bergairah menyambut hadirnya pemilihan raja baru, spekulasi menyeruak di antara mereka tentang ketiga kandidat.
Masa memperkenalkan diri tiba, lelaki buruk rupa merasa inilah saat tepat meluncurkan taktik liciknya. Lelaki berjenggot sibuk berusaha memenangkan diri, sementara wanita cadas cuek dan tak peduli dengan masa memperkenalkan diri. Di sisi lain lelaki buruk rupa melancarkan taktik mendukung pencalonan wanita cadas. Ia merasa taktik menggalang dukungan untuk lawan akan membuatnya kalah. Ia amat bersemangat menjalani rencana ini karena yakin akan kesuksesan akal bulusnya.  
Akhirnya tiba juga masa pidato perkenalan, sebuah acara di mana ketiga kandidat dihadapkan pada rakyat agar bisa dinilai secara langsung. Ratusan rakyat Gronus berkumpul mendengarkan calon pengganti raja mereka. Inilah saat tepat untuk memperburuk citra dirinya sendiri, pikir lelaki buruk rupa sambil tersenyum licik.
Acara dimulai, Lelaki berjenggot dengan meyakinkan menjawab pertanyaan rakyat mengenai berbagai rencananya. Wanita cadas, dengan ciri khasnya menjawab setiap pertanyaan dengan tegas dan terorganisir. Akhirnya tiba giliran lelaki buruk rupa menjawab pertanyaan, ia sengaja menjawab dengan tidak meyakinkan dan bertele-tele dan berbelit-belit dan berpikir lama dan jauh dari solutif. Publik tampak tidak puas dengan jawaban lelaki buruk rupa, ia senang bukan kepalang melihat kekecewaan ini.
 Lelaki buruk rupa bahagia, ia merasa kekalahan tinggal diraih. Baginya kalah dalam pemilihan adalah menang, begitu pula sebaliknya. Setelah beberapa waktu, tibalah hari pemilihan raja baru, lelaki buruk rupa tegang bukan kepalang. Walaupun tegang, ia khaqul yaqin kekalahan akan diraih. Sore hari penghitungan suara tiba, ia sengaja berdiam diri di gubuk. Lelaki buruk rupa takut mendatangi penghitungan suara.
Ketika lelaki buruk rupa sibuk melamun, seekor merpati pos datang membawa pesan di kakinya. Lelaki buruk rupa pucat melihat merpati yang tiba di saat penghitungan suara. Perlahan ia membuka perkamen kertas dari kaki merpati, terlihat sebuah kata “SELAMAT!”. Pucat sekali lelaki buruk rupa membaca tulisan itu, ia mengenali tulisan wanita cadas.
Keesokan harinya, ketika ia tiba di area kerajaan ia mengerti kalau ia menang. Alasan utama kemenangannya adalah karena pada saat pemilihan rakyat mendengarkan suara dewa yang agung dari langit. Suara dewa tersebut menyebutkan wanita cadas yang perkasa harus memimpin penaklukan kerajaan hijau di negeri seberang, pilihlah saja lelaki buruk rupa sebagai raja. Lelaki buruk rupa terkejut, namun ia menyadari keterkejutannya tak bisa memutar kembali waktu.
Akhirnya tibalah saat pelantikan raja baru, penyerahan kekuasaan dari raja hitam ke lelaki buruk rupa berjalan mulus. Lelaki buruk rupa sadar, kini ia menanggung sebuah tanggung jawab yang tak ringan. Walaupun mungkin keterpilihannya bersifat aksidental, lelaki buruk rupa tahu tidak boleh ada waktu terbuang untuk menikmati kekalahan. Ia sangat tahu tak bisa mengembalikan kembali jam yang telah berlalu. Yang akan dilakukannya sekarang adalah menatap masa depan, bekerja dan berusaha maksimal untuk memberikan pelayanan terbaik bagi rakyatnya