Total Tayangan Halaman

Jumat, 08 Agustus 2014

AN APOLOGY


Blunder, adalah sebuah hal yang seringkali terjadi dalam sejarah. Kesatuan prajurit Delta melakukan kesalahan dalam sebuah operasi penculikan militer di Mogadishu, Somalia pada 2002. Blunder kesalahan ini diakibatkan karena miskalkulasi yang menyebabkan terjebaknya puluhan prajurit khusus oleh berondongan proyektil 7,56mm AK-47 dan 12,26mm M2HB oleh para milisi. Di lokasi dan waktu yang lain, terjadi sebuah kesalahan fatal, seorang calon presiden mengundurkan diri dari proses pemilihan sebelum penghitungan suara. Agak kasihan dengan presiden bujang satu ini, sudah salah langkah, dapat hantaman balik pula dari boomerang yang ia lempar sendiri. Blunder, itulah yang ia alami.
Terjadinya blunder, adalah sesuatu yang tidak bisa diperkirakan, blunder bisa tiba-tiba datang dalam sebuah keadaan tenang. Blunder juga bisa terjadi dalam sebuah kondisi yang sudah diprediksi. Penyebab terjadinya blunder bisa diakibatkan oleh banyak hal baik minor maupun mayor, tapi satu hal yang menjadi kepastian penyebab blunder, salah membaca situasi.
Kali ini ada yang terjebak blunder yang sebelumnya sudah beberapa kali terjadi karena alasan yang sama, aku. Aku yang selalu penuh rasa ingin tahu, karena pertanyaan adalah sebuah hal yang menjadi fondasi dalam keseharian. Agak sulit menahan rasa ingin tahu yang begitu besar, ketika pertanyaan adalah pilar utama yang membimbing menuju pencapaian-pencapaian tertentu. Kali ini blunder terjadi dengan F, sosok yang menjadi perhatian utama pada tulisan sebelumnya.
Blunder kali ini mengingatkan akan hal-hal bodoh yang terjadi karena alasan yang sama, rasa ingin tahu yang terlalu sepele. Pernah suatu ketika di masa mahasiswa, perdebatan terjadi terkait soal tata bahasa dengan seorang rekan Kuliah Kerja Nyata. Debat berakhir dengan tidak adanya kesimpulan, 6 bulan kemudian, rasa puas baru didapatkan setelah mendapatkan kejelasan. Ketika zaman SMA, debat dengan sebuah pertaruhan juga pernah terjadi dengan seorang rekan mengenai spesifikasi kendaraan roda dua. Tanpa tahu malu, akhirnya kami ke pedagang sepeda motor hanya untuk menanyakan hal yang sangat sepele. Seringkali rasa ingin tahu atas jawaban sebuah pertanyaan membuat munculnya kegelisahan dalam taraf ringan sampai jawaban diketemukan. Pergulatan dengan rasa ingin tahu yang berkaitan dengan penjelasan secara ilmiah sendiri sudah menjadi kebiasaan sehari-hari sejak Sekolah Menengah Atas. Seringkali susah tidur dialami karena pertanyaan-pertanyaan tugas yang perlu dijawab secara memuaskan, karena untuk apa mengerjakan sesuatu hanya dalam proporsi ala kadarnya, tanpa ekspektasi standar yang lebih tinggi daripada rata-rata.
Rasa ingin tahu ini berdampak positif sebenarnya bila diterapkan secara proporsional. Hal ini membuat rasa awas terhadap detail yang cukup besar, dan membuat segala persiapan akan rencana rencana yang akan datang menjadi lebih matang. Seperti yang Sheldon Cooper ungkapkan, The Substance Lays on the Details. Evaluasi berulang untuk memastikan semuanya berjalan lancar berawal dari rasa ingin tahu yang diikuti dengan kinerja dengan indikator terukur dan jelas.
Hanya saja, dalam beberapa kesempatan, aku kesulitan untuk memisahkan rasa ingin tahu di ranah profesional dan ranah pribadi. Batas-batas menjadi kabur dengan adanya perhatian yang sama besar terhadap dua ranah yang menjadi bahan pergelutan sehari-hari. Implikasi dari kecerobohan ini adalah terlanggarnya area privat seseorang karena merasa adanya tindakan ingin mengetahui yang terlalu besar. Dalam aspek inilah blunder terjadi dengan F, dan menimbulkan rasa bersalah, namun juga menimbulkan pertanyaan baru, bagaimana cara memperbaiki kesalahan dan meminta maaf secara gamblang dengan penjelasan yang dirasa memuaskan?.
Lahirlah sebuah gagasan untuk menuliskan artikel penjelasan mengenai blunder yang terjadi. Tujuan utama dari adanya artikel ini adalah untuk membalaskan rasa tidak nyaman yang terjadi akibat blunder yang ada. Di sisi lain, ekspektasi untuk terkembangnya sebuah senyum ketika membaca artikel ini begitu besar sehingga mungkin (semoga iya, senyum ya J ) menghapuskan kekecewaan yang terjadi akibat blunder yang telah terjadi. Kalau memang tidak bisa, maka tidak apa apa. Setidaknya sebuah usaha dilakukan, dan tidak ada hari yang berarti tanpa sebuah usaha keras. Maka, maaf atas terlanggarnya area privatmu, F. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar