Blunder, adalah sebuah hal
yang seringkali terjadi dalam sejarah. Kesatuan prajurit Delta melakukan
kesalahan dalam sebuah operasi penculikan militer di Mogadishu, Somalia pada
2002. Blunder kesalahan ini diakibatkan karena miskalkulasi yang menyebabkan
terjebaknya puluhan prajurit khusus oleh berondongan proyektil 7,56mm AK-47 dan
12,26mm M2HB oleh para milisi. Di lokasi dan waktu yang lain, terjadi sebuah kesalahan
fatal, seorang calon presiden mengundurkan diri dari proses pemilihan sebelum
penghitungan suara. Agak kasihan dengan presiden bujang satu ini, sudah salah langkah,
dapat hantaman balik pula dari boomerang yang ia lempar sendiri. Blunder,
itulah yang ia alami.
Terjadinya blunder, adalah
sesuatu yang tidak bisa diperkirakan, blunder bisa tiba-tiba datang dalam
sebuah keadaan tenang. Blunder juga bisa terjadi dalam sebuah kondisi yang
sudah diprediksi. Penyebab terjadinya blunder bisa diakibatkan oleh banyak hal
baik minor maupun mayor, tapi satu hal yang menjadi kepastian penyebab blunder,
salah membaca situasi.
Kali ini ada yang terjebak
blunder yang sebelumnya sudah beberapa kali terjadi karena alasan yang sama,
aku. Aku yang selalu penuh rasa ingin tahu, karena pertanyaan adalah sebuah hal
yang menjadi fondasi dalam keseharian. Agak sulit menahan rasa ingin tahu yang
begitu besar, ketika pertanyaan adalah pilar utama yang membimbing menuju
pencapaian-pencapaian tertentu. Kali ini blunder terjadi dengan F, sosok yang menjadi
perhatian utama pada tulisan sebelumnya.
Blunder kali ini mengingatkan
akan hal-hal bodoh yang terjadi karena alasan yang sama, rasa ingin tahu yang
terlalu sepele. Pernah suatu ketika di masa mahasiswa, perdebatan terjadi
terkait soal tata bahasa dengan seorang rekan Kuliah Kerja Nyata. Debat
berakhir dengan tidak adanya kesimpulan, 6 bulan kemudian, rasa puas baru
didapatkan setelah mendapatkan kejelasan. Ketika zaman SMA, debat dengan sebuah
pertaruhan juga pernah terjadi dengan seorang rekan mengenai spesifikasi
kendaraan roda dua. Tanpa tahu malu, akhirnya kami ke pedagang sepeda motor
hanya untuk menanyakan hal yang sangat sepele. Seringkali rasa ingin tahu atas
jawaban sebuah pertanyaan membuat munculnya kegelisahan dalam taraf ringan
sampai jawaban diketemukan. Pergulatan dengan rasa ingin tahu yang berkaitan
dengan penjelasan secara ilmiah sendiri sudah menjadi kebiasaan sehari-hari
sejak Sekolah Menengah Atas. Seringkali susah tidur dialami karena
pertanyaan-pertanyaan tugas yang perlu dijawab secara memuaskan, karena untuk
apa mengerjakan sesuatu hanya dalam proporsi ala kadarnya, tanpa ekspektasi
standar yang lebih tinggi daripada rata-rata.
Rasa ingin tahu ini berdampak
positif sebenarnya bila diterapkan secara proporsional. Hal ini membuat rasa
awas terhadap detail yang cukup besar, dan membuat segala persiapan akan
rencana rencana yang akan datang menjadi lebih matang. Seperti yang Sheldon
Cooper ungkapkan, The Substance Lays on the Details. Evaluasi berulang
untuk memastikan semuanya berjalan lancar berawal dari rasa ingin tahu yang
diikuti dengan kinerja dengan indikator terukur dan jelas.
Hanya saja, dalam beberapa
kesempatan, aku kesulitan untuk memisahkan rasa ingin tahu di ranah profesional
dan ranah pribadi. Batas-batas menjadi kabur dengan adanya perhatian yang sama
besar terhadap dua ranah yang menjadi bahan pergelutan sehari-hari. Implikasi
dari kecerobohan ini adalah terlanggarnya area privat seseorang karena merasa
adanya tindakan ingin mengetahui yang terlalu besar. Dalam aspek inilah blunder
terjadi dengan F, dan menimbulkan rasa bersalah, namun juga menimbulkan
pertanyaan baru, bagaimana cara memperbaiki kesalahan dan meminta maaf secara gamblang
dengan penjelasan yang dirasa memuaskan?.
Lahirlah sebuah gagasan untuk
menuliskan artikel penjelasan mengenai blunder yang terjadi. Tujuan utama dari
adanya artikel ini adalah untuk membalaskan rasa tidak nyaman yang terjadi
akibat blunder yang ada. Di sisi lain, ekspektasi untuk terkembangnya sebuah senyum
ketika membaca artikel ini begitu besar sehingga mungkin (semoga iya, senyum ya
J )
menghapuskan kekecewaan yang terjadi akibat blunder yang telah terjadi. Kalau
memang tidak bisa, maka tidak apa apa. Setidaknya sebuah usaha dilakukan, dan
tidak ada hari yang berarti tanpa sebuah usaha keras. Maka, maaf atas
terlanggarnya area privatmu, F.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar